9 Obyek Wisata di Aceh Besar dan Sekitarnya

JIKA TERDAPAT KESALAHAN/KEKELIRUAN DALAM ARTIKEL INI
DAPAT MENGHUBUNGI KAMI DENGAN CARA MENINGGALKAN PESAN... TERIMAKASIH

Aceh Besar atau Aceh Rayeuk memiliki pantai-pantai indah yang sangat sayang bila dilewatkan. Namun, Aceh Besar masih punya berbagai temp...

Aceh Besar atau Aceh Rayeuk memiliki pantai-pantai indah yang sangat sayang bila dilewatkan. Namun, Aceh Besar masih punya berbagai tempat wisata yang menarik selain pantai. Anda bisa memulainya dengan berwisata di Jantho yang merupakan ibu kota Aceh Besar. Lalu, Anda bisa melangkahkan kaki Anda untuk mengunjungi 9 obyek wisata di Aceh Besar ini:

1. Air Terjun Suhom


Air Terjun Suhom
Air Terjun Suhom sudah dikenal sebagai obyek wisata di Aceh Besar yang wajib dikunjungi saat berlibur ke Aceh. Air Terjun Suhom (atau sering juga disebut Air Terjun Lhoong atau Krueng Kala) terletak di Desa Krueng Kala, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar. Jaraknya kurang lebih 75 km sebelah barat Banda Aceh. Selama sekitar satu setengah jam perjalanan dari Banda Aceh menuju Air Terjun Suhom, Anda akan disuguhi pemandangan jajaran pantai, dan juga melewati dua pegunungan yaitu Pegunungan Paro dan Pegunungan Kulu. Air Terjun Suhom ini memiliki ketinggian 50 meter yang terbagi menjadi tiga tingkat. Keindahan Air Terjun Suhom dilengkapi dengan bebatuan besar di sekitar sungai. Di Air Terjun Suhom, disediakan beberapa buah kolam untuk anak-anak atau pengunjung yang tidak bisa berenang. Di kawasan ini juga terdapat banyak pohon durian sehingga pada musim durian akan banyak yang menjual durian di sekitar air terjun.

2. Air Terjun Kuta Malaka

Air Terjun Kuta Malaka
Air Terjun Kuta Malaka
Selain Air Terjun Suhom, di Aceh Besar juga terdapat Air Terjun Kuta Malaka. Air Terjun Kuta Malaka ini berlokasi di Desa Samahani, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar. Dari Banda Aceh, Anda hanya membutuhkan sekitar 20 menit untuk mencapai Sahamani. Namun, Anda membutuhkan beberapa jam untuk mencapai Air Terjun Kuta Malaka. Medannya pun cukup terjal karena air terjun ini terletak di sebuah bukit. Air Terjun Kuta Malaka memiliki ketinggian sekitar 600 mdpl dan bertingkat-tingkat. Tingkatannya mencapai 17 tingkat dengan ketinggian yang berbeda-beda. Selain menikmati keindahan Air Terjun Kuta Malaka, dari puncak bukit Anda juga dapat menikmati pemandangan kota Banda Aceh.

3. Gunung Seulawah Agam

Gunung Seulawah Agam
Gunung Seulawah Agam
Gunung Seulawah dapat mengacu pada dua obyek wisata di Aceh Besar, yaitu Gunung Seulawah Agam dan Gunung Seulawah Inong. Gunung Seulawah Agam merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Aceh. Gunung ini terletak di Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar. Tingginya 1800 meter dan memiliki sebuah kawah yang dinamakan Kawah Heutsz. Suhu udara di kawasan ini adalah antara 18 – 21 derajat Celcius. Tidak terlalu sulit untuk mendaki Gunung Seulawah Agam. Kemiringannya yang paling menantang adalah 70 derajat dengan jarak sejauh 500 meter. Setelah itu, para pendaki akan dihadapkan pada kemiringan 50 derajat. Cukup landai dan tidak sulit untuk dilalui. Di Gunung Seulawah Agam, selain udaranya sejuk dan bersih, Anda juga dapat berjumpa dengan berbagai flora dan fauna. Sebut saja harimau, beruang, rusa, babi hutan, landak, dan gajah. Ada juga pohon meranti, pohon cemara, pohon urip, pohon deriam, dan pohon beramah.

4. Gunung Seulawah Inong

Gunung Seulawah Inong
Gunung Seulawah Inong
Gunung Seulawah Inong mungkin masih kalah tenar dibandingkan Gunung Seulawah Agam. Namun, gunung ini merupakan bagian penting dalam sejarah. Seulawah Inong dulunya adalah pusat latihan kaum inong aceh di masa perang melawan Belanda. Di wilayah ini, kekuatan perang gerilya dilancarkan oleh para laskar wanita Aceh yan gagah berani. Gunung Seulawah Inong dapat didaki dari beberapa tempat, namun yang paling familiar adalah dari Taman Nasional. Gunung Seulawah Inong memiliki ketinggian 800 meter. Anda hanya membutuhkan waktu kira-kira satu setengah jam untuk mencapai puncak. Di puncak Seulawah Inong, kita tidak dapat melihat pemandangan di luar puncak Seulawah Inong karena terhalang oleh hutan tropis yang pepohonannya tinggi. Di Seulawah Inong, Anda dapat melihat sebuh rumah peninggalan Belanda yangdinamakan Rumah Scoobido.

5. Tahura Pocut Meurah Intan

Rumah Pohon Tahura Pocut Meurah Intan
Rumah Pohon Tahura Pocut Meurah Intan
Nama Tahura (Taman Hutan Raya) ini diambil dari nama seorang wanita keturunan bangsawan Kesulatanan Aceh yang dikenal sebagai pejuang melawan Belanda. Tahura Pocut Meurah Intan secara administratif berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Lokasinya kira-kira 70 km dari kota Banda Aceh. Tahura ini memiliki luas 6300 ha dan menyimpan berbagai kekayaan alam. Flora yang mendominasi adalah pohon pinus dan akasia, terdapat juga padang alang-alang dan hutan-hutan muda. Sementara fauna yang dapat dijumpai adalah rusa, babi hutan, landak, kancil, kera ekor panjang, burung sri gunting, lutung dan gajah. Di Tahura Pocut Meurah Intan, Anda juga dapat menemukan beberapa obyek wisata, seperti air terjun berair panas, kawah belerang, tebing batu bersusun, lantai gunung berbatu, gunung gajah, batu monyet, bendungan peninggalan belanda, dan lain-lain.

6. Pusat Latihan Gajah Saree

PLG Saree
Seekor gajah sedang dilatih di Pusat Latihan Gajah Saree
Bagi Anda yang belum tahu, Aceh memilik populasi gajah yang cukup tinggi. Bahkan masyarakat Aceh memberikan gelar khusus untuk gajah, yaitu Teungku Rayeuk. Pada masa Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda, Aceh memiliki sekitar 40.000 ekor pasukan gajah yang terlatih. Nah, kalau jaman dulu gajah dijadikan pasukan militer, maka gini gajah dilatih untuk kepentingan lain. Salah satunya adalah untuk menghalau gajah liar yang bisa membahayakan penduduk di sekitar hutan. Gajah-gajah itu dilatih Pusat Latihan Gajah Saree. Pusat Latihan Gajah Saree berada di Kabupaten Aceh Besar. Di sana, gajah-gajah dilatih agar menjadi penurut. Bukan hanya penurut, gajah-gajah ini juga dilatih untuk bermain sepak bola. Anda bisa mencoba untuk naik gajah berkeliling sekitar lokasi.

7. Rumah Cut Nyak Dien

Rumah Cut Nyak Dien
Rumah Cut Nyak Dien
Rumah Cut Nyak Dien
bagian dalam Rumah Cut Nyak Dien
Siapa yang belum pernah mendengar nama Cut Nyak Dien? Beliau adalah salah satu pahlawan wanita Indonesia yang mendapat julukan Srikandi Indonesia. Jika Anda sedang berkunjung ke Aceh Besar, Anda bisa berkunjung ke situs sejarah rumah Cut Nyak Dien. Rumah Cut Nyak Dien ini berlokasi di Jalan Cut Nyak Dhien, desa Lampisang, kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Di rumah itulah dahulu Cut Nyak Dien berlindung dan menyusun strategi perang. Dan di rumah ini pulalah orang-orang berlindung saat terjadi tsunami 2004. Adapun bangunan yang ada saat ini hanyalah replika karena bangunan aslinya sudah terbakar pada tahun 1896. Namun, masih ada beberapa bagiannya yang masih asli seperti sumur tinggi yang bibirnya mencapai lantai dua.

8. Benteng Iskandar Muda dan Benteng Indraparta

Benteng Iskandar Muda
Benteng Iskandar Muda
Benteng Indra Patra
Benteng Indra Patra
Benteng Indraparta merupakan benteng pertahanan yang dibangun sejak Kerajaan Lamuri yang merupakan kerajaan hindu pertama di Aceh. Benteng Indraparta ini merupakan peninggalan kerajaan Hindu yang terletak di pesisir pantai Ujong Batee, tepatnya di desa Ladong Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Tak jauh dari Benteng Indraparta terdapat Benteng Iskandar Muda. Di dalam Benteng Iskandar Muda, terdapat dua buah sumur yang dinaungi bangunan berbentuk kubah. Benteng Iskandar Muda ini berhadapan langsung dengan Selat Malaka. JIka Anda ingin mengunjungi benteng ini, Anda dapat menggunakan angkutan umum jalur ke Krueng Raya. Jaraknya hanya sekitar 20 km dari Banda Aceh.

9. Masjid Tua Indrapuri

Masjid Tua Indrapuri
Masjid Tua Indrapuri
Masjid Tua Indrapuri dulunya merupakan candi yang didirikan oleh orang-orang Hindu di Aceh, namun kemudian dihancurkan setelah agama Islam masuk dan berkembang di Aceh. Di atas reruntuhan tersebut lalu dibangunlah Masjid Indrapuri oleh Sultan Iskandar Muda di sekitar tahun 1607 – 1636. Sampai hari ini, Masjid tersebut masih ada dalam bentuk bangunan tradisional yang dilestarikan dan difungsikan sebagai tempat ibadah. Bekas candi juga masih dapat terlihat pada tapak sekeliling masjid. Diperkirakan keseluruhan tapak/bekas candi tersebut hampir sama besarnya dengan Candi Borobudur. Masjid berkonstruksi kayu ini berdiri di areal seluas 33.875 meter, di poros jalan Banda Aceh-Medan, Desa Pasar Indrapuri , Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.   (marchaela)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tayangan Halaman